Sabtu, 21 Januari 2012
Vaksinasi
Mencegah
adalah lebih baik daripada mengobati,
itulah ungkapan pertama kami untuk
memulai menulis artikel ini. Banyak cara
yang ditempuh oleh peternak untuk
menjaga ternaknya tetap sehat, terhindar
dari serangan penyakit sehingga mampu menampilkan produksi
terbaiknya dan memberikan keuntungan bagi si peternak. Dan
tidak bisa dipungkiri bahwa sanitasi yang ketat adalah kunci utama
dari sebab timbulnya penyakit atau penyebaran penyakit. Akan
tetapi program vaksinasi juga tidak kalah pentingnya dalam rangka
mencegah penyakit yang kemungkinan timbul.
Vaksin adalah mikroorganisme yang dilemahkan dan apabila
diberikan kepada ternak tidak akan menimbulkan penyakit,
melainkan untuk merangsang pembentukan antibody (zat kebal)
yang sesuai dengan jenis vaksinnya. Tujuan vaksinasi adalah
membuat ternak mempunyai kekebalan yang tinggi terhadap satu
peyakit tertentu. Dan hasil nyata yang akan diperoleh dari program
vaksinasi adalah tingkat kesehatan dan produktivitas.Macam vaksin
Vaksin aktif (live vaccine) adalah vaksin yang berisi
mikroorganisme agen penyakit dalam keadaan hidup, tetapi sudah
dilemahkan, yang akan tumbuh dan berkembang baik dalam
tubuh induk semang yang divaksin. Vaksin inaktif (killed
vaccine) adalah vaksin yang berisi mikroorganisme agen
penyakit dalam keadaan mati (dimatikan), biasanya di dalamnya
dicampurkan atau ditambahkan oil adjuvant
Faktor yang dapat menyebabkan kualitas vaksin menurun :
1. Penyimpanan tidak sempurna (tidak pada suhu 2-8°C)
2. Terkena sinar ultraviolet (sinar matahari secara langsung)
3. Tercemar bahan-bahan kimia seperti desinfektan, kaporit,
detergent dan lain sebagainya
4. Pengenceran yang berlebihan sewaktu digunakan
5. Tercemar logam-logam berat seperti Zn (seng), Pb (timbal), dan
Hg (air raksa)
Vaksin yang banyak beredar di lapangan dan banyak digunakan
pada ayam umumnya untuk mencagah penyakit yang disebabkan
oleh virus (karena virus tahan terhadap obat antibiotika). Vaksin
tersebut antara lain vaksin AI, gumboro, ND, cacar, IB,dan
mareks. Ada juga beberapa vaksin untuk mencegah penyakit
yang disebabkan oleh bakteri seperti vaksin kolera dan coryza
Vaksinasi
Sebelum pelaksanaan vaksinasi, perlu diperhatikan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi keberhasilan progr am vaksinasi
antara lain :
1. Vaksin harus dirawat dan sisimpan dalam keadaan sehat dan tidak
dalam kondisi stress
2. Ayam yang akan divaksin harus dalam keadaan sehat dan tidak
dalam kondisi stress
3. Keadaan nutrisi ayam cukup baik
4. Keadaan sanitasi kandang dan lingkungan baik
5. Pelaksanaan vaksinasi dalam waktu dan umur yang tepat
6. Peralatan untuk vaksinasi dalam keadaan baik dan steril
Dalam pelaksanaan vaksinasi ayam, ada beberapa teknik atau cara
yang umum dilakukan antara lain vaksinasi melalui air minum,
tetes mata, tetes hidung atau mulut, spray, suntikan dam tusuk
sayap. Untuk menghindari ayam yang divaksin mengalami stress,
maka ayam perlu mendapat suplai vitamin khususnya vitamin anti
stress sebelum dan sesudah pelaksanaan vaksinasi.
Metode vaksinasi melalui air minum (drink water/DW)
Vaksinasi melaui air minum biasanya diberikan untuk ayam yang
berumur lebih dari satu minggu. Air minum yang akan digunakan
harus bebas dari kaporit, desinfektan maupun zat logam. Untuk
memperpanjang umur vaksin maka dapat ditambahkan susu
skim pada air minum 30 menit sebelum vaksin dilarutkan dengan
dosis 2-5 gram susu skim/liter air minum. Langkah-langkah
pelaksanaan vaksinasi melalui air minum adalah sebagai berikut :
1. Sebelum divaksin ayam dipuasakan tidak minum terlebih dahulu
1-2 jam dengan tujuan menambah haus sehingga ketika vaksin
diberikan langsung segera diminum
2. Sediakan tempat minum (gallon) secukupnya agar seluruh ayam
dapat minum secara merata dan serempak sekaligus tanpa
berdesakan, diperkirakan dalam waktu 2 jam dapat habis
3. Siapkan air minum (air dingin juga bagus) yang sudah bercampur
dengan susu skim , untuk ayam umur 7-14 hari per 1.000 dosis
vaksin sebanyak 10-20 liter sedangkan untuk ayam umur 3-4
minggu per 1000 dosis vaksin sebanyak 20-40 liter. Isi botol
vaksin dengan air minum setengahnya kemudian tutup vial lalu
dikocok supaya vaksin larut dan setelah tercampur rata
dimasukkan ke dalam air yang sudah disiapkan, kemudian bagi
rata ke dalam gallon air minum
4. Pemberian vaksin minum sebaiknya pada pagi atau sore hari,
untuk menghindari keadaan panas dan sinar matahari langsung.
Tempatkan gallon yang sudah berisi campuran air dan vaksin
supaya langsung dapat diminum ayam
Vaksinasi melalui tetes mata (intraocular), hidung (intranasal), dan
mulut
Pelaksanaan vaksinasi melalui tetes mata, hidung, dan mulut
biasanya untuk ayam yang berumur di bawah 1 minggu dengan
maksud untuk mencegah netralisasi vaksin oleh antibody maternal
(bawaan dari induk). Cara ini cukup memakan waktu dan tenaga
karena dilakukan per ekor ayam, tetapi kelebihannya sangat efektif
karena dosis tepat dan merata untuk setiap ayam. Untuk
mempercepat pelaksanaan vaksinasi sebaiknya dilakukan secara
bersama-sama (lebih dari dua orang). Langkah-langkah
pelaksaaannya adalah sebagai berikut:
1. Pelarut dimasukkan ke dalam botol vaksin setengahnya,
kemudian kocok sampai tercampur rata, usahakan jangan sampai
berbuih
2. Campuran larutan dan vaksin yang sudah rata pada botol tersebut
dimasukkan lagi ke dalam botol pelarut dan kocok lagi perlahan
agar tercampur rata
3. Teteskan satu persatu pada ayam melalui mata atau hidung atau
mulut, jangan tergesa-gesa tunggu sampai betul-betul masuk
Vaksinasi melalui spray (penyemprotan)
Cara vaksinasi dengan penyemprotan lazim digunakan untuk anak
ayam umur sehari (DOC). Pelaksanaannya dengan menggunakan
alat berupa satu unit komponen dan kotak sprayer. Langkah-
langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Larutkan seluruh isi vial vaksin ke dalam botol pelarut sampai
tercampur merata, kemudian masukkan ke dalam botol sprayer
yang berisi aquades
2. DOC yang masih berada pada boks langsung dimasukkan ke
dalam kotak sprayer, setelah semua komponen siap kemudian
semprotkan vaksin 1-2 kali penyemprotan
3. Tunggu sampai DOC terlihat bersin-bersin untuk memastikan
vaksin terhirup masuk, proses peyemprotan selesai
Vaksinasi dengan cara penyuntikan
Vaksinasi yang dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin, lokasi
penyuntikan dapat di daerah di bawah kulit (subcutan) yaitu pada
leher bagian belakang sebelah bawah dan pada otot
(intramuscular) yaitu pada otot dada atau paha. Langkah-langkah
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Alat suntik yang akan dipakai harus bersih dari sisa pemakaian
sebelumnya, kemudian lepaskan bagian-bagian alat suntik dan
sterilkan lebih dulu dengan cara direbus selama 30 menit dihitung
mulai saat air mendidih
2. Kocok terlebih dahulu vaksin dengan hati-hati hingga tercampur
rata (homogen) sebelum digunakan
3. Suntikkan vaksin pada ayam dengan hati-hati sesuai dengan dosis
yang telah dianjurkan. Untuk 1000 dosis vaksin dilarutkan dalam
500 cc aquades, untuk 500 dosis vaksin dilarutkan dalam 250 cc
aquades dan demikian seterusnya. Setiap ekor ayam disuntik
dengan dosis 0,5 cc pada otot dada
Vaksinasi dengan cara penyuntikan harus dilakukan sevara hati-
hati. Bila dilakukan dengan ceroboh mengakibatkan kegagalan dan
akan berakibat fatal. Akibat fatal yang mungkin terjadi antara lain
ayam menjadi stress sehingga kematian tinggi pasca penyuntikan,
leher terpuntir (tortikolis), terjadinya abses (kebengkakan) pada
leher, terjadi infeksi bakteri secara campuran dan ayam menjadi
mengantuk kurang bergairah.
Vaksinasi dengan tusuk sayap (wing web)
Vaksinasi dengan cara tusuk sayap hanya digunakan untuk
vaksinasi penyakit cacar (fowl pox). Vaksinasi dilakukan dengan
cara menusuk sayap sekitar selaput sayap dari arah bagian dalam
sayap dengan menggunakan jarum khusus bermata dua.
Langkah-langkah pelaksanaan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar